Sehari Bakal Jadi 25 Jam, Ilmuwan Beberkan Penyebabnya

Jam Kiamat 2023 ditampilkan sebelum acara siaran langsung dengan anggota Buletin Ilmuwan Atom pada 24 Januari 2023 di Washington, DC. Tahun ini Jam Kiamat disetel sembilan puluh detik menjelang Tengah Malam. (Anna Moneymaker/Getty Images)
Foto: Jam Kiamat 2023 ditampilkan sebelum acara siaran langsung dengan anggota Buletin Ilmuwan Atom pada 24 Januari 2023 di Washington, DC. Tahun ini Jam Kiamat disetel sembilan puluh detik menjelang Tengah Malam. (Getty Images/Anna Moneymaker)

Di masa depan, manusia akan mengalami satu hari selama 25 jam. Ini semua karena Bulan perlahan menjauhi Bumi.

Kini kita mengenal putaran Bumi pada porosnya memerlukan 24 jam. Namun sebenarnya satu rotasi tersebut telah bertambah dari 18 jam pada 1,4 miliar tahun lalu.

Ini semua karena menjauhnya jarak Bulan dengan Bumi. Perubahan rotasi ini dilaporkan dalam sebuah penelitian dari University of Wisconsin-Madison.

“Saat Bulan menjauh, Bumi berputar melambat seperti figure skater. Sekitar 1,5 miliar tahun lalu, jarak Bulan cukup dekat dengan interaksi gravitasi Bumi yang bisa menghancurkannya,” kata profesor di University of Wisconsin-Madison, Stephen Meyers, dikutip dari Indian Express, Selasa (21/8/2024).

Meyers bersama dengan profesor riset lamont di Columbia, Alberto Malinverno mengembangkan TimeOptMCMC. Ini merupakan pendekatan statistik membantu menentukan hubungan antara hari dengan jarak Bumi dan Bulan.

Hasilnya Bulan terus menjauh dengan kecepatan 3,82 sentimeter per tahun. Artinya satu hari bisa menjadi 25 jam pada 200 juta tahun lagi.

Temuan ini, para ilmuwan menyebutnya sebagai siklus Milankovitch. Yakni saat mereka menentukan di mana sinar Matahari didistribusikan di Bumi dan ritme iklimnya.

Sebelumnya penelitian serupa juga pernah diterbitkan. Salah satunya adalah ilmuwan Rusia Jacques Laskar mengenai kekacauan tata surya yang dilakukan 1989.

Namun penelitian dari Wisconsin, disebut Indian Express menekankan lebih jauh soal pergeseran Bulan dan dampaknya pada Bumi. Para ilmuwan juga tengah meneliti batuan lebih tua untuk bisa memahami soal hubungan antara Bulan dan Bumi.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*