Perusahaan pertambangan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencatat bersih sepanjang semester I tahun 2024 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di kuartal kedua ini adalah Rp 1,80 triliun, meningkat 80% dari Rp 1,0 triliun pada kuartal pertama tahun 2024.
Capaian laba tersebut berasal dari pendapatan hingga Juni 2024 sebesar Rp 12,80 triliun, meningkat sebesar 25% dari Rp 10,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Head of Investor Relations Lukito Gozali mengatakan, pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan output produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi di seluruh operasi penambangan dan pengolahan. Kapasitas produksi Harita Nickel terus tumbuh, dengan naiknya kapasitas dari smelter RKEF dan fasilitas pemurnian HPAL.
“Operasi penambangan perusahaan menunjukkan peningkatan penjualan bijih nikel dari kuartal ke kuartal, karena naiknya kebutuhan bijih nikel untuk smelter dan fasilitas pemurnian di anak usaha Harita Nickel,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (1/8).
Pencapaian operasional perusahaan mencakup peningkatan signifikan dalam output produksi dan volume penjualan bijih nikel. Volume penjualan bijih nikel di paruh pertama tahun 2024 mencapai 8,37 juta wmt, meningkat 29% dibandingkan dengan 6,49 juta wmt pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Operasi RKEF mengalami peningkatan output produksi FeNi sebesar 69% dari tahun ke tahun, mencapai 63.414 ton pada paruh pertama tahun 2024, melebihi kapasitas produksi. Operasi HPAL juga menunjukkan kinerja yang kuat, dengan peningkatan output MHP Ni sebesar 28% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan total 38.334 ton di paruh pertama tahun 2024.
Pertumbuhan ini juga turut didukung oleh peningkatan produksi fasilitas pemurnian dari PT HPL yang melebihi kapasitas produksi dan fasilitas pemurnian HPAL kedua, PT ONC, yang sudah mulai produksi di kuartal kedua 2024.
Sehingga, laba kotor untuk kuartal kedua tahun 2024 mencapai Rp 2,205 triliun, naik 36% dari Rp 1,61 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Peningkatan ini juga didukung oleh membaiknya harga nikel global di kuartal kedua yang memberikan kontribusi positif terhadap laba kotor perusahaan.
Sementara EBITDA meningkat 49% menjadi Rp 3,16 triliun di kuartal kedua tahun 2024, naik dari Rp 2,129 triliun dari kuartal sebelumnya.