Mayoritas saham BUMN merana pada perdagangan sesi II Rabu (6/11/2024), di tengah rencana pemerintah membentuk badan super holding BUMN, yakni Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang akan diluncurkan Kamis 7 November 2024 ini.
Per pukul 13:56 WIB, terpantau dari 20 saham BUMN, 13 saham terpantau terkoreksi. Bahkan, ketiga saham perbankan pun berjatuhan pada hari ini.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi yang paling parah koreksinya dari sisi perbankan yakni ambruk 4,69% ke posisi Rp 6.600/unit. Berikutnya ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang juga ambrol 4,63% ke Rp 5.150/unit.
Selain perbankan, saham PT Timah Tbk (TINS) sejatinya menjadi yang paling parah koreksinya yakni anjlok 5,59% ke Rp 1.435/unit.
Ambruknya saham tiga saham perbankan Himbara dan beberapa saham BUMN lainnya terjadi di tengah rencana pemerintah yang akan merampingkan jumlah perusahaan BUMN dan rencana pembentukan superholding BUMN, Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Berdasarkan informasi yang beredar, Danantara akan menaungi tujuh BUMN besar di Indonesia, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan MIND ID.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara) beserta dengan besaran dana kelolaannya pada 7 November 2024 mendatang.
Prabowo juga telah menunjuk Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2012-2017 Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala Badan Pengelolaan Investasi Danantara untuk mengelola dana investasi di luar APBN melalui skema Sovereign Wealth Fund (SWF).
“Tanggal 7, lokasinya di gedung Suroso (kantor Danantara),” kata Kepala BP Danantara Muliaman Hadad dikutip Rabu (6/11).
Dari informasi yang dihimpun kantor Danantara terletak di Gedung Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) di Jalan Soeroso, Menteng, Jakarta Pusat.
Sementara Wakil Ketua BP Danantara Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang menyebut presiden Prabowo akan hadir pada peresmian itu. Terkait regulasi BP Danantara juga masih dipersiapkan. Begitu juga dengan rencana revisi Undang-Undang BUMN.
Muliaman juga sudah menyebut tugas dan wewenang BP Investasi Danantara akan berbeda dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang dipimpin oleh Erik Thohir, namun akan serupa dengan SWF yang sebelumnya telah didirikan RI yakni Indonesia Investment Authority (INA).
Muliaman mengungkapkan nantinya akan ada konsolidasi aset sehingga entitas baru dapat didirikan dan akan berdiskusi dengan kementerian terkait untuk bagaimana lembaga ini harus diwujudkan. Dirinya menampik bahwa seluruh saham-saham yang dimiliki Kementerian BUMN akan dilepas ke badan baru yang Dia pimpin.
Tak hanya itu saja, Kementerian BUMN terus berupaya melakukan transformasi yang salah satunya menggabungkan sejumlah bisnis perusahaan sejenis. Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, selain menyatukan BUMN sektor karya, Ia juga mengusulkan untuk melakukan hal yang sama pada sektor lainnya.
Erick sebelumnya juga menyatakan akan merampingkan jumlah BUMN menjadi 30 entitas yang terdiri dari 11 klaster. Pada kepemimpinan di Kementerian BUMN periode sebelumnya, Erick telah merampingkan 114 BUMN yang terdiri dari 24 klaster, menjadi 47 BUMN yang terdiri dari 12 klaster.