PT Bank Pembangunan Daerah Bali atau Bank Bali ikut merasakan dampak hebat dari krisis akibat pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui perekonomian Bali mengalami kontraksi paling besar dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.
Ekonomi Bali yang mengandalkan pariwisata tidak bisa bergerak seiring dengan pembatasan mobilitas yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Bali I Nyoman Sudharma mengatakan bahwa banyak pelajaran yang bisa dipetik dari krisis akibat pandemi Covid-19. Saat ini pemerintah provinsi Bali telah mengimplementasikan transformasi ekonomi Pulau Dewata.
Satu modal kuat BPD Bali dalam melewati krisisi pandemi Covid-19 adalah rasio dana murah atau currrent account savings account (CASA) yang nyaris 70%. “Ini yang menjadikan kami bisa optimalisasi pada pembiayaan,” katanya dalam Road to CNBC Indonesia Award 2024, Selasa (8/10/2024).
BPD Bali, lanjut Sudharma, fokus kredit BPD Bali adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UKMM). Segmen tersebut berkontribusi hampir 50% terhadap total portofolio kredit.
“Dan ini mendapatkan insentif GWM hampir 4% dari tatal sektor prioritas,” katanya.
Adapun ke depan, pertumbuhan BPD Bali akan terakselerasi seiring dengan pulihnya sektor pariwisata. Saat ini pertumbuhan pariwisata di Bali sudah hampir mencapai kondisi sebelum pandemi Covid-19.