Produsen mobil terbesar Korea Selatan (Korsel), Hyundai Motor, membukukan penurunan laba dua digit pada kuartal kedua (Q2) 2025 akibat dampak negatif dari pemberlakuan tarif Amerika Serikat yang mengimbangi pendapatan yang mencatatkan rekor tertinggi, ungkap perusahaan itu pada Kamis (24/7).
Pendapatan tumbuh 7,3 persen dari setahun sebelumnya menjadi 48,29 triliun won (1 won = Rp11,88) pada kuartal April-Juni, menandai angka tertinggi secara kuartalan dalam sejarah perusahaan itu.
Laba operasional anjlok 15,8 persen menjadi 3,6 triliun won, dan laba bersih turun 22,1 persen menjadi 3,25 triliun won. Perusahaan itu mengatakan insentif yang lebih tinggi di tengah persaingan yang semakin ketat dan dampak dari lingkungan perdagangan global membebani laba operasional.
Hyundai menjual 1.065.836 unit kendaraan di seluruh dunia pada Q2, naik 0,8 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu. Penjualan otomotif domestiknya meningkat 1,5 persen menjadi 188.540 unit, sementara penjualan di luar Korsel naik 0,7 persen menjadi 877.296 unit.
Penjualan global untuk model-model elektrifikasi, termasuk kendaraan hybrid, plug-in hybrid, kendaraan listrik berbasis baterai, dan kendaraan listrik sel bahan bakar, melonjak 36,4 persen menjadi 262.126 unit pada kuartal itu.