Harga Emas Mulai Bangkit Setelah Hancur Lebur

Emas

Harga emas dunia mulai merangkak naik sejalan dengan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Refinitiv, harga emas berjangka pada hari ini, Selasa (14/1/2025) pukul 18.00 WIB menguat 0,14% ke posisi US$ 2.665,8 per troy ons. Kenaikan harga emas ini menjadi kabar baik setelah harga emas ambruk 1% pada penutupan Senin.

Indeks dolar (DXY) melemah ke 109,581 pada Selasa pukul 18.00 WIB, dari 109,956 pada penutupan Senin. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga melandai ke ke 4,8% pada hari ini dibandingkan 4,81% pada hari sebelumnya.

Pelemahan dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak positif ke emas. Pembelian emas dikonversi ke dolar sehingga melemahnya dolar AS membuat emas menjadi makin murah untuk dibeli sehingga pembelian meningkat. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury membuat emas menarik.

Selain melemahnya dolar, pasar kini juga menunggu data ekonomi AS.  Perhatian pasar kini tertuju pada data Indeks Harga Produsen (PPI) yang akan dirilis hari ini serta data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dijadwalkan pada Rabu (15/1/2025). Data ini akan memberikan gambaran lebih lanjut mengenai tekanan inflasi di AS dan langkah kebijakan Federal Reserve ke depan.

“Jika data inflasi menunjukkan peningkatan yang signifikan, ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed kemungkinan akan kembali meredup,” ujar Fawad Razaqzada, Analis Pasar di City Index. Ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi biasanya membebani emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil.

Selain emas, harga logam lainnya juga menunjukkan pergerakan beragam. Perak naik tipis 0,4% menjadi US$29,71 per ons, platinum menguat 0,3% ke level US$956,59 per ons, sementara paladium bergerak stagnan di US$939,47 per ons.

Meskipun menghadapi tekanan dari penguatan dolar, emas tetap dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. “Kekhawatiran akan kebijakan tarif dan perdagangan proteksionis dari Presiden AS yang baru dilantik, Donald Trump, turut memberikan daya tarik bagi emas sebagai safe haven,” tambah Waterer.

Dengan dinamika pasar yang terus berubah, investor disarankan untuk memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan bank sentral secara seksama. Harga emas, yang cenderung sensitif terhadap perubahan suku bunga dan nilai tukar, diperkirakan akan tetap volatil dalam beberapa minggu ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*