Dibahas Jokowi di IKN, Sri Mulyani Buka-bukaan Soal PMI

Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan dalam Konferensi Pers APBN KITA di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Anjloknya indeks kinerja manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang kontraksi di level 49,3 menjadi bukti bahwa sisi permintaan kini tengah tertekan di Indonesia.

Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta Edisi Agustus 2024 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta.

“Sisi produksi manufaktur agak di bawah 4% dibandingkan kuartal I maupun 2023. Ini yang kemudian jelaskan PMI, mungkin order turun mereka turunkan volume produksi,” ucap Sri Mulyani, Selasa (13/8/2024).

Widodo. Ia telah mengingatkan jajaran menterinya untuk mencermati dari anjloknya angka indeks itu setelah 3 tahun berada di zona ekspansif di atas 50.

“Ini yang menjadi perhatian kita, dan bapak presiden di IKN juga minta para menteri untuk melihat perkembangan PMI kita,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran menterinya untuk mencari tahu penyebab penurunan PMI manufaktur Indonesia. Seperti diketahui, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2024, turun ke level 49,3 atau terkontraksi.

Jokowi mengatakan penurunan paling banyak berada di sektor produksi, pemesanan baru dan ketenagakerjaan. Dia pun menilai perlunya upaya untuk meningkatkan penggunaan produk lokal, terutama belanja pemerintah. Sementara di sisi lain, situasi permintaan global melemah.

“PMI yang kita tahu setelah ekspansif selama 34 bulan berturut turut, pada Juli kita masuk ke level kontraksi. Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul secara hati-hati,” tegas Jokowi dalam Pengantar Rapat Sidang Kabinet Perdana di IKN, Senin (12/8/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*