Indonesia masih memiliki beragam potensi kekayaan sumber daya alam. Salah satu potensi yang sangat besar yakni berada di sektor florikultura, yakni bunga Anggrek. Anggrek dikenal dengan kemampuannya beradaptasi di lingkungan yang berbeda. Bunga jenis ini sering digunakan dalam berbagai hiasan mewah, mulai dari pernikahan hingga acara kenegaraan.
Tak hanya itu, senyawa kimia bunga Anggrek disebut memiliki banyak manfaat. Sehingga, hal ini membutuhkan perhatian untuk penelitian dan pengembangan baru untuk pembuatan obat baru di masa depan.
Secara kewilayahan, produksi Anggrek yang besar di Indonesia berada di Banten. Provinsi paling Barat Pulau Jawa itu mencatatkan produksi Anggrek Potong hingga 1,20 juta tangkai.
Keindahan dan potensi kesehatan dari Anggrek ini juga kemudian nampak pada performa ekspor produk florikultura itu. Mengutip situs resmi Kementerian Pertanian (Kementan), ekspor anggrek kumulatif sepanjang tahun 2017 hingga 2019 mencapai 132 ribu kilogram senilai Rp 12,4 miliar.
Pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 menyerang, ekspor anggrek Indonesia tercatat sebanyak 38 ribu kilogram dengan nilai Rp 3,2 miliar. Negara tujuan ekspor Anggrek Indonesia meliputi Jepang, Singapura, Timor Leste dan Korea.
Namun potensi Anggrek tak hanya sampai keindahannya. Mengutip The Conversation, Indonesia memiliki 5.000 spesies Anggrek yang tersebar di banyak wilayah di tanah air. Salah satunya yakni Anggrek Merpati atau Dendrobium crumenatum, yang memiliki kandungan alkaloid dan flavonoid, yang sangat penting dalam melawan infeksi.
Keunikan ini menjadikan anggrek bermanfaat bagi kesehatan. Ini terbukti dari pemanfaatan Anggrek dalam pengobatan tradisional. Anggrek Dendrobium crumenatum, misalnya, acap digunakan untuk meredakan demam, mengobati luka bakar, dan mengatasi infeksi karena bersifat antimikroba dan antiinflamasi.
Walau begitu, riset medis dari anggrek masih minim di RI. Kelangkaan beberapa spesies anggrek juga menjadi tantangan dan membatasi penelitian.
“Indonesia perlu memanfaatkan kekayaan spesies anggreknya untuk riset medis sebelum negara lain mendahului. Anggrek Indonesia bisa menjadi solusi kesehatan masa depan apabila diteliti dan dilestarikan dengan bijak,” kata peneliti BRIN Latifa Nuraini kepada media Australia, The Conversation, dikutip Sabtu (7/12/2024).