Fed Effect Pudar, Dolar Naik Tipis Jadi Rp 16.235

Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca bank sentral AS (The Fed) membuka peluang untuk memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah tipis 0,03% di angka Rp16.235/US$ pada hari ini, Jumat (2/8/2024). Hal ini berbeda dengan penutupan perdagangan kemarin (1/8/2024) yang menguat 0,15%.

Sementara DXY pada pukul 08:55 WIB turun 0,06% di angka 104,35. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 104,42.

Sepanjang hari ini, sentimen sabda Ketua The Fed, Jerome Powell akan masih menjadi pertimbangan pelaku pasar.

Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia

The Fed memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya di level 5,25-5,50%, sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya. Namun, The Fed memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.

Berbeda dengan rapat FOMC sebelumnya, The Fed pada rapat bulan ini lebih memberi sinyal jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.

Tidak hanya soal The Fed, jumlah orang AS yang mengajukan permohonan baru untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam 11 bulan pada minggu lalu, menunjukkan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja, meskipun klaim tersebut cenderung tidak stabil pada saat ini.

Laporan dari Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis juga menunjukkan jumlah pengangguran membengkak pada pertengahan Juli ke level tertinggi sejak akhir tahun 2021. Hal ini dapat memicu kekhawatiran akan memburuknya pasar tenaga kerja dengan cepat, yang muncul bulan lalu ketika data menunjukkan tingkat pengangguran.

Laporan tersebut mendukung penurunan suku bunga pada bulan September, meskipun sebagian besar ekonom memperingatkan agar tidak terlalu banyak membaca kenaikan klaim, dengan alasan bahwa menyesuaikan data untuk fluktuasi musiman merupakan tantangan di musim panas karena penutupan pabrik mobil sementara untuk keperluan retooling.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*