Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro membeberkan penyebab konser-konser di Indonesia tetap ramai dikunjungi di tengah isu pelemahan daya beli. Dia mengungkapkan tekanan daya beli ternyata tak dialami semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan data nasabahnya, Andry mengatakan fenomena makan tabungan atau mantab ternyata hanya dialami oleh golongan menengah dan bahwa. Di sisi lain, kalangan menengah-atas dan atas (middle-upper) justru mencatatkan nilai tabungan yang melonjak.
“Yang middle-upper saving index-nya loncat,” kata Andry dikutip Senin, (30/9/2024).
Merujuk pada data nasabah Bank Mandiri, indeks tabungan kelas menengah-atas dan atas masih berada pada level 100 di awal tahun 2024. Indeks tabungan itu terus menanjak hingga pada Juli 2024 indeks tabungan kalangan ini mencapai 106,2.
Andry mengatakan meningkatnya level tabungan dua kelas inilah yang menyebabkan mereka masih memiliki daya beli yang kuat, kendati tiket-tiket konser dibanderol dengan harga yang tidak murah.
“Ini yang menjelaskan kenapa melemah daya belinya, tapi ticket war-nya gila-gilaan. Bruno Mars konser habis terus, saya yakin akan ada Maroon 5 pasti ticket war lagi. Iphone 16 pas nanti diluncurkan pasti ada aja orang Indonesia yang beli,” kata dia.
Andry menduga masih kuatnya daya beli kalangan middle-upper ini pada akhirnya juga akan berpengaruh pada strategi penjualan para produsen. Dia menduga kalangan produsen dan penjual akan menerapkan strategi discrimination price atau penetapan harga yang berbeda untuk layanan yang sebenarnya sama.
Strategi itu, kata dia, kemungkinan akan diterapkan untuk menjangkau pasar middle-upper yang lebih luas. “Mereka masih punya willingness to pay, jadi strategi pengusaha adalah ya kalau misalnya ini kita bisa price discrimination untuk enlarging ke middle upper dan upper,” kata dia.