Menteri Investasi/Kepala BKPM yang baru, Rosan Perkasa Roeslani mengungkap sejumlah strategi untuk mengejar target investasi Rp 1.650 triliun hingga akhir 2024.
Masa tugasnya sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM pemerintahan Presiden Joko Widodo sebetulnya hanya dua bulan, lantaran ia baru diangkat pada hari ini, Senin (19/8/2024), sedangkan masa pemerintahan Presiden Jokowi habis pada Oktober 2024.
“Waktu memang tinggal dua bulan lagi, tapi dalam dua bulan ini berikanlah yang terbaik,” kata Rosan di Kantor Pusat Kementerian Investasi, Jakarta, Senin.
Rosan mengatakan, strategi pertama yang akan ia lakukan untuk mengejar target investasi pada tahun ini dalam dua bulan ialah memperkuat kerja sama dengan para pegawai di Kementerian Investasi.
Menurutnya, tim bentukan menteri investasi sebelumnya, yakni Bahlil Lahadalia yang kini menjadi Menteri ESDM sudah sangat kuat, sehingga target investasi selalu tercapai sejak 2019.
Sejak Bahlil menjabat, realisasi investasi memang selalu tercatat melampaui target. Pada 2019 misalnya, dari target hanya sebesar Rp 792 triliun, realisasinya Rp 809,6 triliun. Lalu, pada 2020 menjadi Rp 826,3 triliun dari target Rp 817,2 triliun.
Berlanjut pada 2021, realisasi investasi sebesar Rp 901,2 triliun, dari target Rp 900 triliun, lalu pada 2022 realisasi investasi Rp 1.207,2 triliun dari target Rp 1.200 triliun, dan pada 2023 menjadi R 1.418,9 triliun, dari target Rp 1.400 triliun.
“Saya selalu meyakini target yang sudah dicanangkan Pak Bahlil dan tim nya ini akan tercapai, karena tim nya tidak berubah dan justru kita akan percepat atau akselerasi sehingga target akhir tahun bisa tercapai secara keseluruhan,” tegasnya.
Strategi kedua, ia akan memastikan tata kelola atau governance dalam pelayanan investasi terus berjalan. “Kita harus lakukan dalam satu tata kelola dan governance yang benar itu mutlak kita harus laksanakan,” ujarnya.
Terakhir adalah dengan terus fokus melibatkan dunia usaha atau sektor swasta terhadap iklim investasi. Sebab, dengan porsi investasi dalam struktur produk domestik bruto (PDB) yang sumbangannya sebesar 30%, ia tegaskan tak akan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi jika hanya mengandalkan investasi pemerintah.
“Kebetulan saya sebelumnya Ketua Umum Kadin dan tentu kerja sama dengan private sektor harus kita tingkatkan, maksimalkan, dalam aturan dan koridor yang ada,” ungkap Rosan.
“Karena investasi ini kuenya terlalu besar kalau dikerjakan hanya sedikit atau hanya negara, harus kita kerjakan sama-sama, tapi dalam tata kelola yang benar, dalam governance yang benar,” tegasnya.
Sebagai informasi, per semester I-2024, realisasi investasi telah mencapai Rp 829,9 triliun atau 50,3% dari total target 2024. Capaian itu pun meningkat 22,3% dari periode yang sama tahun lalu.