IHSG Balik Arah Ditutup Naik 0,12%, Digendong Saham Toto Sugiri DCII

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (21/4/2025). Indeks ditutup naik 7,7 poin atau 0,12% ke level 6.445,97. 

Sebanyak 289 saham naik, 295 turun, dan 220 stagnan. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 8,34 triliun yang melibatkan 14,66 miliar saham dalam 982.688 kali transaksi. 

IHSG pada awal perdagangan hari ini dibuka di zona hijau. Namun pada akhir sesi I malah berakhir di zona merah atau turun 0,27%. Sesi II IHSG mencoba bangkit, tetapi kembali terseret ke zona merah. 

Adapun IHSG mendadak melawan balik dan berakhir di zona hijau pada detik-detik akhir penutupan perdagangan. Sektor teknologi menjadi penyelamat IHSG dengan penguatan 3,51%. 

Bila dilihat lebih dalam, sektor teknologi terkerek oleh emiten Toto Sugiri atau DCI Indonesia (DCII) yang naik 11,95% ke level 170.000. Saham DCII menjadi penggerak utama IHSG dengan kontribusi 23,68 indeks poin. 

Lalu pada posisi kedua penggerak utama IHSG adalah Amman Mineral (AMMN) yang menyumbang 7,12 indeks poin terhadap IHSG. 

Sementara itu, mayoritas sektor berada di zona merah hari ini. Energi, properti, dan finansial menjadi pemberat utama dengan penurunan, masing-masing, 1,61%, 1,5%, dan 0,91%.

Saham BBCA tercatat menjadi pemberat utama IHSG dengan kontribusi -11,95 indeks poin. Emiten perbankan milik Grup Djarum ini mengalami penurunan harga 2,35%. Selain itu, BYAN dan DSSA juga menjadi pemberat lajut IHSG dengan sumbangsih -87 indeks poin dan -6,84 indeks poin. 

Sebagai informasi, IHSG masih diselimuti oleh sentimen negatif. Hal ini seiring dengan aksi jual oleh investor asing yang masih berlangsung. Sepanjang tahun berjalan, net foreign sell telah mencapai Rp 49,57 triliun. 

Investor diperkirakan masih menunggu perkembangan perang tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan keputusan penting Bank Indonesia (BI).

Sebagaimana diketahui, perang dagang semakin memanas setelah Amerika Serikat (AS) mengancam akan mengenakan tarif hingga 245% kepada China. Namun, China diperkirakan tidak akan gentar menghadapi ancaman tersebut.

Gedung Putih mengatakan pengenaan tarif hingga 245% merupakan aksi balas ke China yang mengerek tarif produk AS sebesar 125%, sebesar 145% untuk barang asal China dan dibalas dengan tarif 125%, kini Washington mengancam Beijing dengan tarif hingga 245%.

Dalam perkembangan terpisah, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mulai gamang menghadapi dampak perang dagang.

Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan The Fed kini dihadapkan pada dilemma dalam menentukan kebijakan ke depan karena dampak perang dagang akan mempengaruhi laju inflasi hingga pertumbuhan ekonomi.

Di dalam negeri, pada Rabu (23/4/2025), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan suku bunganya. Investor pun berharap BI dapat memangkas suku bunga pada periode ini.

Kebijakan suku bunga BI pada bulan ini menjadi penting karena diputuskan di tengah panasnya perang dagang Trump. Sejumlah negara sudah memangkas suku bunga acuan mereka sebagai upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri untuk mengantisipasi pelemahan karena perang dagang. Di antaranya adalah India, Eropa, dan Singapura.

https://rotishops.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*